Bandar Lampung — Asosiasi Profesional Kolektor Indonesia (APCI) Lampung melaporkan dua kasus pengeroyokan yang menimpa anggotanya kepada pihak kepolisian. Ketua APCI Lampung, Firdaus, menduga para pelaku pengeroyokan tersebut adalah oknum Brimob.
“Sudah ada dua kejadian pengeroyokan yang menimpa anggota saya, salah satunya dari PT Abung Jaya Perkasa dan PT Arya Putra Sumatera yang mengalami pengeroyokan tersebut yang diduga dilakukan oleh oknum Brimob,” ujar Firdaus saat dikonfirmasi oleh awak media.
Kejadian pengeroyokan pertama terjadi pada tanggal 8 Desember 2025 di Jalan Doktor Rivai Nomor 6, Panengahan, Kedaton, Kota Bandar Lampung, yang menimpa Daud Salahudin (51) warga Kedaton, Bandar Lampung. Daud melaporkan pengeroyokan tersebut ke Polda Lampung berdasarkan laporan polisi nomor No LP/B/909/2025/SPKT/POLDA LAMPUNG.
Peristiwa kedua terjadi pada Selasa (9/12) di Jalan Ratu Dibalau, Tanjung Senang, Kota Bandar Lampung, yang menimpa Febri Sanjaya (25) warga Rajabasa. Peristiwa tersebut sudah dilaporkan ke Polda Lampung berdasarkan laporan polisi nomor LP/B/916/XII/2025/SPKT/POLDA LAMPUNG.
APCI Lampung ikut melakukan penggalian informasi di lapangan untuk mengetahui siapa dan di mana para pelaku pengeroyokan tersebut. Pemilik PT Arya Putra Sumatera, Andarulli, saat dikonfirmasi melalui telepon, Sabtu (13/12/25), mengatakan sudah ada beberapa nama yang diduga pelaku berasal dari Brimob.
“Untuk membantu pihak kepolisian, kami juga sudah melakukan penggalian informasi dan kami juga sudah tahu bahwa diduga pelaku ini anggota Brimob,” kata Andarulli.
Andarulli menambahkan bahwa selama ini, setiap melakukan penanganan terutama kendaraan bernomor polisi palsu, oknum-oknum Brimob ini yang selalu datang.
Firdaus percaya kepada pihak kepolisian dengan profesional dapat memproses dan mengusut tuntas agar diketahui motifnya apa atas peristiwa ini.
“Saya atas nama pribadi dan atas nama ketua APCI Lampung atas pelaporan peristiwa ini, percaya sepenuhnya kepada pihak kepolisian khususnya Polda Lampung dengan keprofesionalan dapat memproses dan mengusut tuntas agar diketahui motifnya apa atas peristiwa pengeroyokan ini,” tutup Firdaus. (Red/Koko Nugroho).
