METRO — Warga Kelurahan Ganjar Asri, Jalan Kelapa Hibrida RT 005/RW 002, Kecamatan Metro Barat, mengeluhkan adanya pembuatan arang dari batok kelapa yang berlokasi di dekat pemukiman sangat mengganggu.
Salah satu warga, Aya, mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut telah mengganggu kenyamanan warga sekitar.
“Gimana, mas, pembuatan arang tersebut asapnya dan butiran debunya yang terbawa angin ke mana-mana. Hingga membuat rusak baju kami yang terjemur di lingkungan rumah kami,” ujar Aya.
Aya menjelaskan bahwa polusi asap dan debu dari tempat pembuatan arang tersebut telah membuat pakaian warga menjadi kotor dan sulit dibersihkan.
“Sudah asapnya menjadi polusi, debunya pun menjadi bencana buat kami karena pakaian kami jadi kotor lagi,” jelasnya.
Warga sekitar telah melaporkan masalah ini kepada perangkat daerah, termasuk RT/RW dan Lurah setempat, namun belum ada solusi yang diberikan.
“Pembuatan arang tersebut sudah lama, sekitar hampir 7 tahun ini, setiap kami mengadu ke perangkat atau pamong setempat selalu tidak ada solusi. Dan aneh hingga kini kegiatan pembuatan arang masih beroperasi,” jelas Aya.
Warga meminta Pemerintah Kota Metro untuk segera menutup tempat pembuatan arang tersebut karena dianggap membahayakan kesehatan dan lingkungan.
“Jika itu tidak ditutup, sangat membahayakan pernapasan. Selain pernapasan, juga kaca-kaca rumah berdebu dan berminyak,” tegas Aya.
Saat tim media mendatangi tempat pembuatan arang tersebut, Arif selaku pembuat arang mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut sudah sesuai standar dan telah memiliki izin yang lengkap.
“Kegiatan ini sudah sesuai standar, bahkan saya sudah punya izin yang lengkap. Kalau ada warga yang komplain dengan usaha saya, mungkin yang mana orangnya,” ujarnya.
Arif juga menjelaskan bahwa pembuatan arang tidak dilakukan setiap hari, melainkan hanya seminggu sekali atau sebulan dua kali.
“Pembuatan arang ini juga tidak tiap hari, mas. Paling seminggu sekali dan bisa sebulan cuma 2 kali,” terangnya. (Red/Samsul) .
